Menurut Edi Subandi (Kepala Resort PTN Tapos), pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat sekitar kawasan taman nasional dalam budidaya lebah madu sebagai alternatif usaha ekonomi produktif. Potensi pengembangan budidaya lebah madu di sekitar kawasan penyangga dapat mendorong peningkatan pendapatan warga yang nyata secara ekonomi dan memiliki efek kecil kepada kerusakan hutan, karena hanya memakai nektar dari tumbuhan berbunga baik di dalam ataupun di luar kawasan. Tidak hanya itu budidaya lebah madu juga bisa jadi objek wisata yang terintegrasi dengan Desa Wisata Cileungsi Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor.

Pemilihan jenis “teuweul” menurut Iwan, narasumber Utama karena kategori lebah ini memiliki beberapa keistimewaan, antara lain dapat membuahkan madu dengan mutu yang lebih baik dibandingkan dengan tipe madu lain. Walau madu yang dihasilkan lebih sedikit tapi memiliki harga jual lebih tinggi dbandingkan dengan madu dari lebah tipe Apis cerana (lebah lokal). Kelebihan lain dari type Trigoona sp, ini ialah proses budidaya lebih mudah dalam pemeliharaan dan stup yang dipakai lebih sederhana. Stup dapat dibuat dari bahan seken seperti potongan kayu, bambu dan pipa paralon.

Lebih lanjut Iwan menerangkan bahwa, budidaya lebah Madu Elpia dapat dilakukan di daerah penyangga TNGGP disesuaikan dengan jarak radius pencapaian makanan lebah dari stup. Setiap lebah memiliki daya jangkau terhadap makanan berbeda-beda. Iwan, sebagai narasumber yang juga peternak lokal yang sudah berhasil dalam usahanya, menyebutkan bahwa daya jangkau buat lebah Trigoona sp. sekitar 500 meter dari stup. Koloni lebah teuweul juga, banyak ditemukan di pemukiman warga dan menyukai bahan bangunan yang terbuat dari bambu bahkan di dalam kawasan taman nasional banyak dijumpai lebah ini.

Pelatihan ini terjadi selama satu hari di Kantor Resort PTN Tapos ini menampilkan dua narasumber, berasal dari penduduk lokal yang telah berhasil mengembangkan budidaya lebah madu. Kegiatannya lebih menekankan pada praktek, seperti pelaksanaan stup dan pemindahan koloni yang dilakukan di Kantor Resort PTN Tapos, dan identifikasi pencarian koloni madu dilakukan di dalam kawasan hutan blok LBC. Sedangkan teori diberikan pada awal acara di kantor Resort Tapos.

Pada pelatihan yang yakni refleksi dari kegiatan kerjasama BBTNGGP dengan PT. Tirta Investama-Plant Ciherang ini, juga dijelaskan tentang nilai ekonomi dan potensi serta kesempatan pemasarannya, sehingga penduduk antusias dalam mengikuti aktivitas pelatihan ini. Dijelaskan pula beberapa gangguan dalam budidaya lebah madu, antara lain lebah rentan pindah (kabur) kalau kondisi lingkungan tidak sesuai, maka usaha lebah madu jadi tidak optimal. Utk keberhasilan budidaya lebah madu benar-benar butuh bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup”, ucap Eli yang juga bertindak sebagai naras umber dalam aktivitas ini.

Ke-antusias-an peserta pendidikan tampak jelas saat praktek, mulai pelaksanaan stup sampai pemindahan koloni dari sarang alami (dalam bulub bambu) ke dalam stup. Tiap-tiap orang melakukan sermua aktivitas dengan serius dan hasilnya dibawa pulang oleh maasing-masing peserta untuk dikem,bangkan di rumahnya masing-masing.